Menanti Cerita
Aku duduk di sofa putih ruang tamu, memandang keluar jendela dan memperhatikan beberapa daun maple yang berguguran di pagi hari. Setiap pag...
Aku duduk di sofa putih ruang tamu, memandang keluar jendela dan memperhatikan beberapa daun maple yang berguguran di pagi hari. Setiap pagi selepas sarapan, aku menyempatkan waktu untuk menyandarkan bahu dan kemudian sedikit membaca beberapa buku di sofa putih itu. Di samping sofa itu, ada banyak tumpukan buku tebal dan beberapa majalah national geographic yang bisa aku baca setiap pagi. Meski awalnya aku merasa kesulitan dengan bahasa yang ada, namun kemudian aku mulai terbiasa dan terus belajar.
Perasaan sulit itu aku coba gugurkan setiap hari, sambil menyimak warna daun maple yang rajin berubah warna. Pagi ini, langit biru terlihat sangat bersahabat. Matahari juga telah berbagi dan menyebar sinarnya, hingga aku berpikir tak perlu menggunakan penghangat. Hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan.
Aku dan Elliot akan bersepeda pagi ini, setelah beberapa hari sebelumnya kami hanya berjalan kaki. Meskipun sejak awal Hostfam kami mengizinkan, namun baru pagi ini kami berniat untuk menggunakan sepeda, setelah beberapa hari mulai mengenal jalan dan kondisi yang ada. Di rumah ada lima buah sepeda, sehingga kami bisa memilih dengan senang hati. Keluarga baru ini menyenangkan, dan sangat harmonis. Rajin berbagi cerita, selepas makan malam kami bisa duduk selama beberapa jam untuk bercerita sambil minum teh hangat. Gwenth sangat senang dengan teh, di lemarinya ada berbagai macam teh. Aku tak bisa menyebutnya satu per satu, satu lemari ia sediakan untuk aneka macam teh dan aneka gelas unik koleksinya.
Pagi ini, Kevin dan Gwenth keluar lebih awal. Sementara aku dan Elliot masih mempersiapkan makanan untuk Lunch. Sekitar pukul 8:40 pagi, aku dan Elliot ke halaman belakang rumah untuk memilih sepeda yang akan kami gunakan. Saat keluar lewat pintu belakang rumah, angin berhembus seolah menyapa kami. Merasakan angin itu, aku merasa tertipu dengan pemandangan di balik jendela. Yang kupikir akan cuaca hangat, ternyata tidak sama sekali. Meski terlihat sinar matahari bertebaran namun angin menjadi pemenang, dan tanganku serasa sedikit membeku. Tak terasa sedikit pun hangat matahari disini. Elliot melihatku menenggelamkan tangaku di kantong jaket, dan kemudian memberiku sarung tangan hangat dan tebal hingga aku sedikit merasa nyaman untuk bersepeda.
***
"Are you ok? Good?" pertanyaan serupa sering dilayangkan Elliot kepadaku,
"Ya, I'm ok" dan aku menjawab seiring dengan tarikan senyumku
Elliot mengayuh sepeda dengan santai, namun terasa sangat cepat. Aku berada di belakang, dan berusaha mengajar, sementara angin terus berhembus lalu menyerang, sesekali aku bernyanyi atau berteriak untuk mengusir rasa dingin. Perjalanan ke rumah menuju Murphy Center sekitar tujuh menit dengan sepeda, hingga kami bisa tiba lebih cepat dari biasanya. Hari ini akan penting, sebab akan menjadi hari terakhir dari Community Orientation Week (COW), dengan agenda workshop Educational Activity Day (EAD) sekaligus pembagian jadwal EAD yang akan rutin dilaksanakan setiap hari senin, mulai 29 Oktober 2012.
***
Workshop berjalan dengan baik, diskusi pun sangat menarik. Kami bercerita tentang Environment dan Millennium Development Goals (MDGs) sebagai bahan untuk menyusun EAD nantinya.Selanjutnya, dalam Tim Charlottetown -Cikandang ini, kami di bagi dalam tiga grup. Aku satu tim dengan Aditya Warman, Elliot, Sophie, Dea yang nantinya akan bekerja sama dalam setiap EAD yang akan kami lakukan.
"Ok, silahkan berkumpul dengan tim masing-masing, dan pikirkan nama Tim kalian!" Kak Aan memberi komando, lalu kami segera berkumpul dan berdiskusi kembali.
Meskipun hanya masalah nama tim, cukup rumit untuk mencapai sepakat, waktu yang terbatas kami coba manfaatkan sebaik mungkin.
"Le Monde" seru Aditya Warma
"Apa artinya?"
"Itu dunia" jawabnya
" Gimana kalau tim "Dahsyat" saja!" ungkap Dea
Masing-masing melemparkan nama, lalu kadang kami tertawa dengan nama yang ada. Hingga kemudian kami merumuskan nama "Team Monde".
"tout le monde" kata Elliot dengan aksen Prancis
"Ok, namanya Team Monde" Aditya Warman pun menjelaskan,
"Apa filosofinya Dit?" tanyaku
Beberapa detik terlintas, bahwa nama itu berarti kita Tim Dunia, bisa mendunia, dan bisa keliling dunia. Kami pun tertawa dan mengumumkannya di depan tim lain. Tim pertama, Charleader, Tim kedua Charlotte Clowns, dan kami Team Monde. Tim yang akan menyebar dan keliling dunia nantinya.
Setelah menentukan nama, kami kemudian menentukan tanggal EAD dengan mencabut kertas dari gelas merah yang telah disediakan Kak Aan dan Mr. Tyler. Pasangan supervisior yang amazing, dan keren.
Aku dan Elliot memilih topik "Ekonomi Global" yang nantinya akan dirancang sedemikian rupa agar lebih menarik. Beruntung jadwal kami di bulan November minggu ketiga, kami akan siapkan dengan sebaik mungkin.
Sekitar pukul 5 sore, kami meninggalkan Murphy Center dan bersiap pulang ke rumah masing-masing. Di luar udara masih sangat dingin bagi saya.
"Kamu dingin Elliot?" pertanyaan serupa sering kulayangkan padanya
"No, its ok" katanya
Baginya ini suhu normal, namun Elliot selalu menjelaskan kalau dia akan bersiap ketika nanti di Indonesia.
"Kamu di Kanada, merasa dingin. Tapi saya di Indonesia akan kepanasan, Mungkin seperti itu." jelasnya
Sebelum kami pulang ke rumah, aku dan Elliot berniat untuk mengunjung work placement. Kami bersepeda mengeliling Prince Edward Island, kejadian sama terulang.
Aku harus berusaha untuk mengayuh sepeda lebih cepat, agar dapat mengejar Elliot.
Kami berkeliling hingga menemukan pemandangan indah di Victoria Park. Dan tak jauh dari situ, kami menemukan tempat aku dan Elliot akan mendengar banyak cerita.
hingga waktu pun mempertemukan aku dengan mereka.
aku menanti cerita...
3 comments
hmmmm,,, cerita yang menarik sekali,, huft,, ditunggu sambungannya,,
Replyterima kasih dah berkunjung mba...
ReplySaya memiliki impian ingin bekerja dan bertempat tinggal di kanada. :)
Replysemoga impian saya tercapai.. good article. :)