Video Durasi 2 Menit
Sekarang, 5% sebelum video yang sejak kemarin direncakan selesai di render , aku merasakan keinginan untuk melanjutkan permainan untuk diri...
Sekarang, 5% sebelum video yang sejak kemarin direncakan selesai di render, aku merasakan
keinginan untuk melanjutkan permainan untuk diriku sendiri. Permainan yang
mengajak dan mengajar diriku untuk berusaha menulis apa saja dan di mana saja.
Seperti kemarin, aku menulis di tempat cuci motor dan sekarang, aku berada di
tempat dan waktu yang berbeda dari biasanya. Catatan ini kutulis di kantor LAN Antang menjelang pukul 7 malam.
Aku belajar dari seorang teman yang sudah terbiasa dalam hal seperti ini. Konsep dalam pengambilan video, proses editing dan pemilihan apa saja yang berkaitan dengan hasil yang baik sesuai dengan kebutuhan. Sejak pukul 6 pagi, aku dan Ardan sudah mulai bekerja untuk menyelesaikan video ini, dan hingga catatan ini mendekati akhir paragraf dua, video itu sedang terupload di youtube. Kira-kira, kami akan menunggu sekitar 33 menit lagi.
Aku berkenalan dengan Bu Nir, istri dari Pak Lukman. Bu Nir, sebulan lagi akan mengikuti sebuah kegiatan yang menarik di Jerman. Karena kegiatan itu pula, aku dan Ardan terlibat dalam pembuatan video yang sejak kemarin dimulai. Pagi-pagi ke CitraGarden, kemudian Bontoduri, selanjutnya di Benteng Rotterdam dan penyelesaian di Kantor Bu Nir di LAN Antang. Sekarang, Ardan masih belajar menahan dirinya agar tetap tenang, dia segera ingin menyelesaikan video itu. Sedang aku, masih sibuk dengan kata-kata yang juga tak beraturan keluar dari kepalaku.
Dok. Ardan Anak-anak yang bermain di Benteng Rotterdam |
Kami berada di ruang rapat, dan dihadapanku ada enam meja kosong yang telah ditinggalkan pemiliknya. Di dalam ruangan, aku hanya menulis dan sesekali melihat Ardan yang sedang menggambar atau mendesain sesuatu di papan tulis. Seharian aku dan Ardan bercerita dan menghabiskan waktu untuk memilah potongan video yang tepat. Sebab video yang harus kami selesaikan maksimal berdurasi 2 menit.
Pagi hari tadi sempat berdiskusi dengan Pak Lukman, membicarakan penelitanku yang masih dalam tahap awal. Setidaknya, aku telah menyukai topik dari penelitian yang akan kujalankan nantinya. Aku juga bermain dengan Nafidza Lukman, anak dari Pak Lukman yang masih duduk di bangku TK. Berbincang dengan Bu Nir, dan mendengarnya bercerita tentang alasan beliau mengikuti kegiatan itu.
dok.Ardan Nafidza sedang sarapan |
Video yang terupload sudah 68%, ruangan ini semakin hening. Hanya tuts dari laptopku yang terdengar, sesekali suara spidol Ardan terdengar dengan penekanan yang sedikit lebih keras. Aku tak tahu apa yang sedang dia lakukan, kami melakukan apa yang membuat kami bisa bersabar untuk menunggu video itu benar-benar bisa dikatakan selesai. Setelah ini, Bu Nir menanti kami di rumahnya. Beliau ingin melihat video itu.
Hari ini, aku belajar dari setiap orang yang kutemui. Ardan, yang dengan sabar mengedit dan mendengarkan keinginan klien agar tercipta video yang pas dengan keinginan. Sesekali Ardan bertanya, "Berapa mi?" Dan kujawab "Sudah hampir mi" Lalu kami tertawa, menertawakan hari ini dan cerita perihal video durasi 2 menit itu.
Post a Comment: